
Kerajaan Bima diguncang prahara. Salisi yang bergelar Mantau Asi Peka yang dibantu Belanda merebut paksa tahta kerajaan dari pewaris yang sah. Salah seorang Putra Mahkota yang bernama La Ka’I sebagai pewaris tahta yang baru berusia 9 tahun dalam kondisi terancam. Pamannya Salisi merencanakan pembunuhan atas La Ka’i. Rencana itu tercium oleh para pejabat kerajaan dan panglima perang yang masih setia kepada kerajaan. La Ka’i diungsikan dan bergerilya di hutan belantara.
Sementara itu, Salisi dengan pasukannya terus mengejar La Ka’i. prose situ berlangsung lama, lebih dari 20 tahun Salisi mencari La Ka’i dan La Ka’i pun berjuang bersama rakyat untuk kembali merebut tahtanya yang terampas. Hingga pada tanggal 5 Juli 1640 Masehi, Putra Mahkota La Ka’i berhasil merebut istana kerajaan Bima dan menjadi Sultan Bima yang pertama. Tanggal 5 Juli menjadi saksi sejarah berdirinya kesultanan Bima dan hingga saat ini ditetapkan dan dirayakan setiap tahun sebagai hari Jadi Bima.
Nika Baronta

Untuk menghindari rencana tentara Nippon tersebut, sultan Bima sultan Muhammad Salahuddin dan para pejuang memerintahkan kepada seluruh warga untuk mengawinkan dan mencari jodoh bagi putrinya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Karena Jepang tidak ingin mengambil perempuan Bima yang sudah menikah. Antisipasi ini membuahkan hasil dan wanita Bima tidak berhasil dijadikan Jugun Ianfu.
Sebagai Novel sejarah, terbitan Genta Press Yogyakarta tahun 2007 ini tentunya menguak fakta sejarah baik yang termuat dalam buku sejarah maupun penuturan langsung dari para pelaku sejarah yang masih hidup. Dan sebagai karya sastra tentunya permaianan imajinasi dari pengarangnya juga memberi warna tersendiri dalam setiap lembaran buku ini.
Novel Wadu Ntanda Rahi

Meskipun berbagai ujian dan cobaan serta godaan yang dialami selama Sang suami pergi merantau, namun La Nggini tetap tegar dan kokoh pada pendiriannya untuk mengukir cinta dan kesetiaannya. Hingga pada suatu saat, tersiar kabar bahwa suaminya tenggelam di samudera dalam perjalanan pulang ke Bima, La nggini akhirnya memutuskan untuk mengabadikan cinta dan kesetiaannya sebagai batu.Hingga sekarang, monument cinta Langgini masih ada disebuah bukit yang berada di tengah kota Bima yang dikenal dengan bukit Wadu Ntanda Rahi.
Jati Kasipahu

Sang Raja menggelar sayembara mengenakan cincin permaisuri. Seluruh gadis dan janda se antero kerajaan menjadi peserta dalam sayembara itu. Namun tidak satupun di antara perempuan itu yang dapat mengenakan cincin permaisuri itu. Setelah sekian kali diadakan sayembara, akhirnya Raja mencoba menawarkan kepada anak angkatnya. Sang Gadis menolak tawaran ayahnya. Namun rasa penasaran untuk mencoba cincin itu tetap ada.
Secara diam-diam sang puteri mencoba mengenakan cincin itu, alangkah terkejutnya dia ternyata cincin itu pas dengan jari jemarinya. Pada waktu yang bersamaan salah seorang dayang-dayang Istana memberitahu bahwa dirinya adalah puteri angkat Raja Gowa. Setelah mengetahui segalanya, sang puteripun meninggalkan Gowa dan berlayar hingga sampai ke wilayah kerajaan Bima.
Pada akhirnya petualangan sang puteri yang malang itu berakhir setelah dia memutuskan untuk berubah wujud menjadi pohon jati yang dikenal oleh masyarakat Bima dengan Jati Kasipahu. Kasipahu berarti miskin dan sebatang kara yang sejalan dengan jalan hidupnya.
Cerita Bergambar “ Petualangan Darere “

sumber : http://alanmalingi.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar