Rabu, 11 April 2012

Prinsip Sembilan Puluh atau Sepuluh Porsen


Prinsip 90/10 dari Stephen Covey 
Menurut prinsip ini, 10% dari kehidupan kita terdiri dari apa yang terjadi kepada kita, selebihnya (90%) tergantung dari sikap kita dalam menghadapinya. Artinya, kita tidak dapat mengontrol apa yang akan terjadi kepada kita “CUMA” 10% itu.
 
Kita tidak dapat mencegah mobil kita dari kerusakan. Pesawat kita mungkin di delay yang menyebabkan semua schedule kita berantakan. Mungkin kita juga akan di salip oleh pengemudi lain di jalan. Kita tidak dapat mengontrol factor 10% ini. TETAPI, yang 90% adalah hal yang lain. Kita dapat menghendaki bagaimana kita menjalani 90% itu.
Bagaimana caranya? Dari reaksi kita

 
 
Kita tidak dapat mencegah lampu lalu lintas berganti ke merah, tapi kita dapat mengontrol reaksi kita terhadap hal tersebut. Jangan tertipu! – Hanya KITA yang (pasti) dapat mengontrol reaksi kita sendiri.

Anda sedang menikmati sarapan pagi sekeluarga dan tanpa di sengaja anak Anda menumpahkan kopi ke pakaian kerja Anda. Anda tidak dapat mengontrol apa yang barusan terjadi, namun apa yang akan terjadi selanjutnya akan sepenuhnya bergantung kepada bagaimana reaksi Anda terhadap kejadian ini.

Anda mengutuki diri sendiri (menggerutu)…

Anda memarahi anak Anda karena telah menumpahkan kopi tersebut. Anak Anda kemudian menangis karena di marahi. Setelah memarahi anak Anda, Anda kemudian mengkritik istri Anda karena meletakkan cangkir kopi Anda terlalu di pinggir meja. Kemudian Anda dan istri Anda pun bertengkar sejenak. Anda lalu lari ke kamar untuk mengganti pakaian Anda. Di meja makan, anak Anda yang sejak dari tadi menangis tidak dapat menhabiskan sarapan paginya dan mengganti pakaiannya untuk sekolah. Dia pun ditinggal bis sekolahnya dan istri Anda harus segera berangkat ke kantornya. Anda langsung menuju ke mobil Anda dan mengantar anak Anda ke sekolahnya. Karena sudah agak terlambat, Anda pun mengendarai mobil dengan sedikit mengebut. Anda sampai di sekolah anak Anda setelah terlambat 15 menit dan mendapatkan surat tilang karena mengebut. Anak Anda pun langsung lari masuk ke sekolah tanpa pamit kepada Anda terlebih dahulu. Setelah dari sekolah, Anda langsung ngebut ke kantor karena sudah terlambat 20 menit. Sesampai di kantor, Anda baru sadar bahwa Anda lupa membawa tas kerja Anda. Karena Anda sudah memulai hari Anda dengan tidak bagus, hal ini akan terus berlanjut hingga jam pulang nanti. Anda pun mulai tidak sabar untuk menanti sampai pukul 5 nanti, dimana Anda ingin segera pulang. Sesampai di rumah, Anda mendapati bahwa situasi di rumah pun tidak begitu ramah. Ada sedikit jarak antara Anda dan istri dan anak Anda.

Mengapa demikian? Semua ini karena reaksi Anda di pagi hari tadi
Apa penyebab hari buruk Anda?

A. Apakah karena kopi yang tumpah?
B. Apakah karena anak Anda?
C. Apakah karena Anda di tilang polisi?
D. Apakah Anda penyebabnya?

Jawaban yang benar adalah: D.

Apa yang terjadi dengan kopi Anda memang di luar dari kendali Anda, namun reaksi Anda terhadap kejadian tersebut lah yang menyebabkan Anda memiliki hari yang buruk.

Berikut adalah apa yang dapat dan seharusnya terjadi atas kejadian tersebut:

Anda tertumpah kopi dan anak Anda sudah mulai menangis. Anda seharusnya menenangkannya sambil berkata, “Ga pa pa kok say, kamu hanya perlu lebih hati-hati aja lain kali.” Lalu sambil membersihkan baju Anda dengan handuk kecil, Anda bergegas ke kamar Anda untuk menukar pakaian. Setelah selesai berpakaian, Anda mengambil tas kerja Anda dan kembali ke meja makan sambil melihat anak Anda yang melambai ke arah Anda sedang menaiki bis sekolahnya. Anda pun dapat sampai di kantor 5 menit lebih awal dan berbincang-bincang sebentar dengan rekan-rekan kerja Anda. Bahkan bos Anda juga memberi komentar yang positif terhadap perilaku Anda yang sedang senang hati hari itu.

Dapatkah di lihat perbedaan antara 2 skenario di atas? Mereka mempunyai awal yang sama, namun akhir yang berbeda.. Mengapa? Semuanya tergantung bagaimana sikap Anda dalam menghadapi situasi tersebut.

Anda memang (pasti) tidak dapat mengontrol apa yang akan terjadi pada Anda (factor 10%), tetapi reaksi dan sikap Anda (pasti) dapat mempengaruhi factor yang 90%.

Berikut adalah beberapa saran untuk mengaplikasikan prinsip 90/10 dalam kehidupan kita sehari-hari:

Apabila ada beredar komentar negatif mengenai Anda, janganlah di serap begitu saja. Anda seharusnya dapat bersikap cuek. Jangan biarkan komentar negative tersebut mempengaruhi hidup Anda..!!! Bersikaplah sewajarnya dan hari-hari Anda akan lebih membaik. Reaksi yang salah mungkin akan mengakibatkan Anda kehilangan seorang teman baik, di pecat dari pekerjaan atau mengidap stress yang berkepanjangan.

Bagaimana seharusnya sikap Anda terhadap pengemudi yang tiba-tiba menyalip di depan Anda? Apakah Anda akan marah? Membanting kemudi mobil Anda? Menghujat? Apakah tekanan darah Anda semakin tinggi? Apakah Anda akan mencoba untuk menabrak mobil tersebut? Siapakah yang akan peduli apabila Anda datang ke kantor lebih telat 10 detik? Jangan sampai karena kejadian tersebut, mood Anda berubah jadi tidak bagus.

Ingatlah akan prinsip 90/10 ini, dan janganlah Anda terlalu khawatir.

Anda menerima kabar bahwa Anda akan di pecat dari pekerjaan Anda. Janganlah Anda menjadi stress, tidak bisa tidur dan jadi bad-mood. Semuanya ini dapat Anda lewati. Anda seharusnya dapat memakai waktu dan peluang ini untuk mencari pekerjaan yang baru

Pesawat yang akan Anda tumpangi ternyata delay dan Anda tahu bahwa hal ini akan merusak semua rencana Anda untuk hari itu. Janganlah Anda memarahi awak pesawat tersebut? Ini juga sebenarnya di luar dari kendali awak pesawat tersebut. Dia juga sebenarnya tidak mengetahui mengapa hal tersebut terjadi. Seharusnya, Anda dapat menggunakan waktu luang tersebut untuk belajar atau mencoba untuk lebih mengenal penumpang yang lain. Janganlah Anda menjadi stress karena hal ini hanya akan membuat segala sesuatunya menjadi lebih buruk.

Nah.. sekarang Anda sudah mengetahui dan mempelajari prinsip 90/10. Cobalah untuk menerapkan prinsip tersebut pada kehidupan sehari-hari Anda dan percayalah, bahwa hidup Anda akan jauh menjadi lebih baik lagi.

Prinsip 90/10 adalah sesuatu yang menakjubkan, dan belum banyak daripada kita yang mengetahui dan mengaplikasikannya di kehidupan kita. Oleh karena itu banyak daripada kita yang mengalami stress yang berlebihan, masalah dan sakit hati. Bukankah kita semua harus dapat mengerti dan mengaplikasikan prinsip 90/10 ini?
 ....................................................................................................................................................................
Hal Terindah Dalam Hidup
 
Hal terindah dalam hidup ini adalah disaat kita bahagia. Banyak hal yang bisa membuat seseorang itu merasa bahagia, apakah itu karena kenaikan gaji, promosi, atau berkat-berkat lain yang bisa membuat seseorang itu tersenyum dan tertawa. Tapi banyak hal pula yang bisa membuat seseorang itu sedih. Mungkin dikarenakan ditinggal oleh orang terkasih, mengalami kecelakaan, diPHK dan banyak lagi segudang masalah yang bisa membuat seseorang itu murung dan menangis. Itulah hidup, yang harus dijalani oleh setiap umat manusia. Seberat apapun permasalahan yang ia hadapi, tetap harus terus dijalani karena hidup tidak berhenti hanya karena sebuah masalah.

Jika kita amati, dewasa ini banyak orang yang menderita. Apakah itu karena tingginya tingkat kebutuhan hidup secara materi, apakah itu karena adanya isu dan sejumlah permasalahan di Negara saat ini ataukah permasalahan intern dalam masyarakat dan keluarga. Memang masalah tidak akan pernah luput dari kehidupan kita, ia akan selalu ada, berjalan beriiringan dan selalu mengusik ketenangan hidup kita. Pasalnya sekarang, apakah kita bisa menghadapi tiap hal yang mengusik ketentraman hidup kita ini? Tidak setiap orang mampu bertahan dalam setiap masalah yang ia gumuli. Seseorang yang ingin cepat kaya, rela mengambil jalan pintas dengan cara korupsi. Suami yang tidak bekerja, dengan mudah mencuri demi untuk menghidupi keluarganya. Sebuah keluarga harus tinggal terpisah hanya karena masalah ekonomi yang mereka hadapi. Seorang lulusan smu mengorbankan dirinya jatuh dalam “dunia gelap” hanya karena ingin sekedar mendapatkan rupiah. Apakah ini sebenarnya hidup yang merupakan anugerah besar dari Sang Khalik?

Apakah hal-hal demikian dianggap sebagai sebuah kehidupan umat manusia masa kini? Disadari atau tidak emang inilah fakta yang kalau kita perhatikan banyak sekali terjadi dalam masyarakat kita. Begitu banyak manusia di luar sana yang harus menjalani hidup sangat memprihatinkan. Sebagai contoh, keluarga yang harus hidup terpisah. Mereka tidak lagi bisa merasakan kehangatan kumpul bersama keluarga. Anak merindukan perhatian dan cinta kasih orang tua nya yang selama masih bersama dapat ia rasakan setiap waktu, sang istri/suami tidak bisa lagi saling memperhatikan dan berbagi cerita setiap saat. Karena jarak yang terlalu jauh memisahkan mereka. Terkadang sempat terbersit, “sampai kapan kita harus seperti ini? Tidah kah kau ingin melihat anak-anak ini tumbuh?” tidak jarang para istri mengeluh demikian. Dan tidak sedikit pula suami-suami yang berbisik “aku ingin berada didekat anak dan istriku”

Adapula anak yang harus berjauhan dari orang tua karena ingin mengejar cita-cita. Dia sanggup melakukan apasaja asalkan keinginan untuk melanjutkan sekolah terwujud. Dilemma anak-anak jalanan yang harus bekerja siang dan malam,dari menjual Koran, asongan, bahkan mengemis. Keberadaan mereka terkadang mengganggu tetapi ini juga suatu tuntuan hidup buat mereka. Diusia belia, mereka harus bekerja, bermandikan terik matahari dan dinginnya malam. Sepintas tersirat dibenak kita, dimanakah orang tua mereka? Mengapa begitu tega membiarkan anak-anak ini bertungkus lumus siang dan malam?

Apakah ini sudah menjadi jalan hidup mereka? Yah begitulah hidup. Kita dituntut untuk melakukannya, kita dipaksa untuk mengikuti alurnya. Bahkan mau tidak mau, jalan kehidupan itu memang sudah seharusnya dilalui. Tapi apakah kita hanya menyerah begitu saja pada hidup? Tidak adakah jalan lain yang dapat kita lakukan untuk mengubahnya? Tetapi adapula yang berkata” ini sudah takdir saya, jadi mau apalagi yah..harus dijalani”. Hidup manusia berasal dari Yang Maha Kuasa. Kita adalah milikNYA. Apapun yang IA ingin perbuat terhadap kita pasti akan DIA lakukan. Namun, sesungguhnya tidak ada yang buruk yang pernah DIA berikan pada kita,hanya yang terbaik dan selalu yang terbaik. Terkadang kita yang tidak pernah mengerti SANG PENCIPTA. Sebagi contoh, seorang karyawan pada sebuah perusahaan swasta katakanlah sebuah bank, sanggup menggelapkan uang perusahaan hanya karena alasan ingin menjadi orang terpandang dilingkungannya. Padahal semula ia hidup tenang bersama keluarganya disebuah rumah sederhana yang ia beli dari hasil usahanya yang halal. Hanya sekejap saja, buah perbuatan jahatnya dapat ia petik, selanjutnya sisa hidupnya ia habiskan dengan merenungi nasibnya di balik jeruji tahanan sambil bergumam” yah, sudah takdir saya masuk penjara

Dari ilustrasi tersebut dapat dilihat bahwa SANG KUASA tidak pernah mengabaikan kita, DIA tahu mana yang terbaik untuk kita. Tapi tetap saja manusia ciptaanNYA menghujat DIA bila problema mendekat. Tidak adakah kata-kata manis yang seharusnya kita panjatkan kepadaNYA selain daripada hujatan dan caci maki atas setiap penderitaan yang kita alami, yang sudah jelas kitalah pelaku untuk setiap derita yang ada pada kita saat ini?

Maka jalanilah hidup ini dengan apa adanya, apa yang kita miliki yang merupakan pemberian dari Sang Pencipta. Tidak perlu terlalu mengejar hal yang sifatnya sementara, karena hanya sesaat kita menikmatinya. Materi yang kita miliki saat ini merupakan pinjaman dari Sang Pemberi. Untuk apa terlalu mencintai sesuatu yang tidak memiliki nilai keabadian yang absolute. Carilah kasih dan damai sejahtera dalam hidup, kelak apa pun yang kita perbuat akan senantiasa terberkati dan berkat itu pasti akan selalu tercurah tanpa kita minta. Sesuatu yang sudah Tuhan rencanakan akan terjadi untuk kita, kelak akan terlaksana. Tinggal lagi kita harus membekali diri dengan kesabaran ekstra untuk menunggu waktuNYA tiba. Kapan? Kita juga tidak tahu, tidak mampu untuk memprediksikannya. Tidak pula sanggup untuk mengetahui alur cerita yang telah DIA berikan buat kita. Lantas apa yang seharusnya kita lakukan. Apakah hanya menunggu dan menunggu tanpa berbuat sesuatu? Jawabnya tentu tidak. Ibarat seorang nelayan yang sedang melaut ditengah samudra lepas, mengharap kembali dengan perahu penuh ikan, namun tak kunjung melepaskan umpan dan kail.

Bagaimana mungkin ikan-ikan lompat masuk ke dalam perahu sang nelayan kalau tidak ada usaha darinya untuk mengundang ikan-ikan itu masuk perahu. Seperti itu pula lah hidup kita, tanpa usaha apapun yang kita harapkan tidak mungkin akan terwujud. Tuhan menghendaki kita berusaha dalam setiap detik kehidupan kita. Berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, apakah itu pekerjaan, materi, atau seseorang yang kelak akan menjadi pasangan hidup kita atau apapun yang kita inginkan dalam hidup. Agar berbuah sempurna, usaha itu harus pula di iringi doa-doa kecil yang selalu kita panjatkan dalam setiap hembusan nafas yang kita tarik dan hirup. Tak lupa ucapkan syukur. Panjatkan rasa syukur kita pada Sang Pemberi Kehidupan. Katakan padaNYA bahwa sungguh suatu anugerah dan berkat yang begitu besar yang DIA berikan bagi kita setiap hari. Refleksikanlah diri kita setiap hari, pekalah terhadap sekelilingmu.

Lihatlah mereka yang membutuhkan bantuan mu..apakah mereka yang membutuhkan perhatianmu, kasih sayang darimu ataupun sekedar bantuan materi dari mu. Berikanlah apa yang ada padamu pada sesamamu…ikhlaslah dan jangan biarkan hatimu menggerutu dengan pemberian mu itu. Namun, hal terbesar yang dapat kau berikan kepada sesamamu adalah Cinta Kasih. Itu mahal nilainya, tidak dapat dibeli dengan apapun. Perhatikanlah rekan-rekanmu, dan kasihilah mereka senantiasa. Selayaknya kau mengasihi dirimu. Karena tidak ada satu orangpun yang tidak butuh kasih. Kasih itu menyejukkan. Bila amarah ada padamu dikarenakan oleh perbuatan rekan atau pun saudaramu, sejukkanlah hati dan perasaanmu dengan kasih. Jadikanlah kasih penawar dari setiap kebimbangan dan kegalauan hatimu..karena Kasih sejati itu tidak datang dari manusia namun dari Sang Empunya kehidupan. Maka dari itulah, sebagaimana Allah SWT mengasihimu, begitu pulalah hendaknya kau perbuat terhadap sesamamu.

Note :

Jalani kehidupan dengan bijaksana, tentukan tujuan hidup yang akan dicapai hari ini dan masa mendatang serta bersyukurlah selalu pada Sang Khalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar